kamar memojokanku dengan begitu bencinya, ini adalah hari ke 2 setelah saya bertafakkur di dalamnya dengan sedikit doa untuk esok lusa serta menanti derap langkah yang hendak menemuiku. Dari pagi seperti sepi, atmosfer ini memang sering menunggu kedatanganku di tempat ini, saya merasa lebih leluasa dalam berujar sembarang kata atau memburu pikiran-pikiran liar di luar sana walau di antara sepi namun tak terhitung objek-objek hangat yang menepi, mereka bukanlah secangkir kopi.
Kamar menyimpan ribuan kepingan kehidupan, kamar ini menemaniku sejak beranjak usiaku kira-kira di angka 13, tempat ini sudah bertutur mimpi-mimpiku yang buruk dan mencambuk, disinipun mimpi basahku melembab juga tempat dimana aku disekap oleh bapakku sebagai deraan akibat mencuri uang di warung buat sewa bermain play station, tempat mengisap rokok yang aman agar tidak ketahuan, tempat mengumpat teman-teman SMA, tempat lahirnya JAGAD sekaligus sekretariatnya, atau yang melankolis, tempatnya rindu mengalir ke muara yang berantah.
Ku delik setiap sisinya Sampai wajahku tertodong kaca, ku lihat secermat mungkin bagian mana yang rawan membuat kesan orang-orang, saya lebih menyukai mata di bandingkan bibir yang slalu miring ketika berbicara, evaluasi diri ini mesti sering di kaji, saya tak mau tampak lusuh lagi. Wah... kamar ini harus terus rapat terkunci sebab sejuta rahasia tersembunyi di dalamnya.
Kamar menyimpan ribuan kepingan kehidupan, kamar ini menemaniku sejak beranjak usiaku kira-kira di angka 13, tempat ini sudah bertutur mimpi-mimpiku yang buruk dan mencambuk, disinipun mimpi basahku melembab juga tempat dimana aku disekap oleh bapakku sebagai deraan akibat mencuri uang di warung buat sewa bermain play station, tempat mengisap rokok yang aman agar tidak ketahuan, tempat mengumpat teman-teman SMA, tempat lahirnya JAGAD sekaligus sekretariatnya, atau yang melankolis, tempatnya rindu mengalir ke muara yang berantah.
Ku delik setiap sisinya Sampai wajahku tertodong kaca, ku lihat secermat mungkin bagian mana yang rawan membuat kesan orang-orang, saya lebih menyukai mata di bandingkan bibir yang slalu miring ketika berbicara, evaluasi diri ini mesti sering di kaji, saya tak mau tampak lusuh lagi. Wah... kamar ini harus terus rapat terkunci sebab sejuta rahasia tersembunyi di dalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar