Selasa, 11 April 2017

Jalan raya Makassar dan ketakutan penggunanya

"Kota yang kutinggali
Kini tak ramah lagi
Orang orang yang lewat
Beri senyumpun enggan
Disini aku lahir
Disini aku besar
Disini aku merasa
Bodoh"
( kota II, Iwan Fals )

Ada beberapa jalan raya di makassar  yang mempunyai intensitas pengguna yang sangat tinggi, di jalan perintis kemerdekaan yang merupakan jalan lintas provinsi rata2 dilewati ratusan ribu mobil, motor dan ratusan pejalan kaki di tiap harinya. Mengenai mobil dan motor mungkin bukan hal yang menarik, tingginya mobilisasi barang dan manusia diperlukan dalam menunjang perekonomian suatu daerah, namun minimnya jumlah pejalan kaki memanfaatkan bahu jalan terlihat tak begitu menonjol, jika ditelisik, banyak hal yang menjadi sumber rendahnya minat pedestarian diantaranya trotoar yang kurang, pepohonan yang jarang dan malas jalan (berolahraga).
Waktu yang menjadi titik puncak pengguna jalan adalah pagi, saat menuju kantor dan sore (saat pulang kantor) dan titik rendahnya adalah menjelang tengah malam.

Pada waktu itu ternyata ada dua perkara yang menjadi ketakutan dari para pengguna jalan, apalagi jika anda adalah seorang pendatang baru di kota daeng : pertama, saat menyebrang jalan. Sangat tak diragukan lagi kecepatan para pengendara motor dan mobil, mereka melesat seolah dikejar oleh desakan apalagi jika yang lewat adalah sejenis truk atau angkutan kota (pete-pete), perlu pikir berulang kali memutuskan untuk menyebrang.  Karena Kehadiran jembatan penyebrangan masih sangat kurang, perkara ini dimanfaatkan oleh jasa penyebrang jalan, penyedia jasa ini biasanya kita temukan di titik jalan dekat pusat perkantoran dan pendidikan. Kedua, keluar di malam hari. Meski malam hari jumlah pengendara sudah mulai menyusut, ketakutan yang baru muncul dan lebih menakutkan dari pada perihal menyebrang jalan. Perkara ini adalah maraknya tindakan kriminal (begal) dan pemberitaannya yang tak segan-segan mencari mangsa tanpa pandang bulu. Korban-korban begal tersebut kerap diberitakan lengkap dengan lampiran foto kondisi aktualnya dan memang jika melihatnya sungguh sangat mengenaskan. Peran aktif aparat keamanan negara dan warga yang cinta akan keamanan kota sangat diperlukan, mengingat sudah beberapa tahun terakhir kasus begal ini benar-benar mengusik.

Dua ketakutan di atas, saya ulas dalam sebuah ngopi pagi di sebuah warung kopi di pinggir jalan raya makassar.


0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

'1998'

Foto ini digambar oleh anak saya yang berusia enam setengah. cerita  sebelum gambar ini jadi, ia tampak bosan menunggu di lobi sebuah bank l...

Followers