Rabu, 22 Februari 2017

Bertemu di kantin, berpisah di perpustakaan

"dikantin depan kelasmu
disana kenal dirimu
usai dentang bel sekolah 
kita nikmati yang ada"

Kantin yang identik dengan tempat mengisi perut namun pada syair lagu di atas, pemaknaan kantin diterjemahkan berbeda yakni tempat mengisi hati. sungguh mendengar lagu 'belum ada judul', rasanya saya ingin kembali di masa-masa sekolah atau kuliah.

Kantin cukup berperan dalam kelangsungan kehidupan kampus diantaranya aktivitas ekonomi melalui jual beli barang/makanan, junat adalah mahasiswa yang ingin membeli pisang goreng sedangkan Acho adalah penjual pisang goreng maka bertemulah mereka di kantin, seusai transaksi mereka mendapatkan keuntungan materi berbonuskan silaturahim. kantin juga merupakan sarana pertukaran informasi antar mahasiswa, yaro yang ahli dalam desain grafis ingin bertemu dengan Aco (komposer musik) untuk membicarakan desain sampul album terbaru dan mereka memilih kantin sebagai tempat pertemuannya.  
Kantin yang menjamur
Sebuah kampus yang memiliki rata-rata jumlah mahasiswa yang tinggi biasanya akan berbanding lurus dengan jumlah kantin di kampus itu. hal ini cukup rasional, mengingat pangan adalah kebutuhan pokok bagi manusia. masyarakat sekitar kampus melihat kondisi ini menjadi sebuah peluang besar untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi dengan membuat tenda-tenda di pojok kampus dengan menjajakan camilan dan minuman khas mahasiswa, es teh atau kopi hitam. kemelekatan psikologi antara masyarakat dan mahasiswa pun terjalin. kampus tak lagi dipandang sebagai tempat yang eksklusif. kantin yang ramai biasanya menjualmakanan/minuman yang berkualitas dan tentunya dengan harga yang sesuai dengan kelas mahasiswa. namun, apakah mahasiswa memandang kantin hanya untuk memuaskan rasa lapar dan dahaga semata?  
Ruang literasi yang sepi
Aktivitas literasi menjadi bagian dari rutinitas mahasiswa. selain perut, otak juga memerlukan nutrisi caranya lewat budaya baca tulis. fungsi literasi sedianya mampu menumbuhkan sikap kritis dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan. lewat literasi, aktualisasi tri darma perguruan tinggi menjadi arah yang pasti.
Perpustakaan adalah ruang literasi, sangat disayangkan jika tempat ini menjadi sepi kalaupun ada mahasiswa yang berkunjung terkadang perpustakaan hanya menjadi ruang gosip, tempat ngadem yang pas sembari utak atik sosmed atau mencari kursi empuk lalu tidur sedang bagi mahasiswa yang aktif berliterasi, beberapa merasakan perpustakaan bukan lagi menjadi tempat yang asyik, indikatornya bukan hanya suasana yang tak nyaman namun juga koleksi buku yang usianya sudah renta. Lapak baca di beberapa koridor dan toko buku kampus pun sama saja sepinya, ruang-ruang diskusipun melemah, untung-untung jika di sebuah kampus ada tempat seperti itu.
Ketika menghadapi kenyataan dari menjamurnya kantin dan sepinya ruang literasi maka paling tidak akan meningkatkan obesitas dan popularitas mahasiswa di media sosial. kenapa? di kantin mereka makan sepuasnya, di perpustakaan mereka tidur dan bermanequin challenge sesukanya. apakah mahasiswa sekarang cenderung melakukan hal demikian?

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

'1998'

Foto ini digambar oleh anak saya yang berusia enam setengah. cerita  sebelum gambar ini jadi, ia tampak bosan menunggu di lobi sebuah bank l...

Followers