Olahan ayam baru menjadi pilihan oleh masyarakat Baubau.
Saya masih ingat di awal tahun 2000-an, ayam adalah makanan yang mewah dan
disantap di waktu-waktu tertentu. Di sisi harga yang jauh terjangkau dan untuk
melahap ayam itu hanya di hari-hari penting, hari lebaran atau haroana
maludu.
Di daerah yang dikelilingi laut,
ikan menjadi lauk utama. Namun, kini ikan sudah menemukan saingan di warung
makan. Masyarakat yang melihat peluang
usaha saling kejar mengejar membuat kedai olahan ayam, kedai ‘ayam goreng’ pun bermunculan
dan berdiri saling berdekatan. Satu dari mereka kebetulan adalah teman karib
saya, nama lengkapnya Abdul Wahid yang setelah memiliki anak kerap dipanggil dengan
bapaknya Ozil. Ia memulai usaha ayam gorengnya tahun 2021, lokasi kedainya boleh
dibilang strategis, berada di alun-alun Kotamara. Sebenarnya saya sedikit
terkejut ketika tahu Ia membuka usaha ayam goreng, karena sebelumnya ia mengabdi
di Rumah sakit swasta. Profesinya sebagai perawat sudah cukup lama dia tekuni
dan saya yakin sampai sekarang dia masih mencintai profesi itu.
Kedai ayam gorengnya terbilang
ramai, Ia sudah punya pelanggan tetap mulai dari anak, remaja hingga oma-opa. Ia
sudah hafal di luar kepala bagian ayam yang akan dipesan oleh pelanggan tetapnya. Tampaknya,
Ia sudah mulai cekatan dengan bisnis barunya.
Saya menanyakan apa rahasia
sehingga orang-orang datang makan di kedaimu? Ia jawab “kalau tanya rahasia,
berarti saya tidak bisa memberikan jawaban karena kalau saya jawab berarti
bukan lagi disebut rahasia”. Jawabannya menggelitik, mendengarnya saya langsung ketawa.
Persiapan, Ketersediaan dan Pelayanan.
Saya berupaya menyimpulkan atas sebuah tempat usaha yang ramai.
Persiapan, ini adalah upaya awal.
Jika di tahap ini sudah berantakan maka berdampak atas jalannya usaha. Dalam
konteks jualan ayam goreng, menyiapkan hal-hal
materil seperti bahan dan perlengkapan selanjutnya yang non-materil, pengetahuan cara marinasi yang baik, porsi seberapa banyak tepung ayam yang dipakai, dan teknik dalam menggoreng.
Ketersediaan, memastikan bahan
utama dari produk jualan itu tersedia. Kalau habis maka tidak ada yang akan
dijual. Stok bahan mesti aman untuk beberapa hari ke depan, siapkan lemari pembeku
sebagai penunjang operasional usaha. Bahan-bahan pelengkap juga jangan diabaikan
agar tetap tersedia, seperti tomat, cabe, minyak goreng, tempurung kelapa dan
lainnya.
Pelayanan, rasa dan harga sajian
di sebuah kedai itu terkadang menjadi pilihan ke dua dari seorang pelanggan.
Meski enak dan level kepedasannya memuaskan, itu tak akan berarti apa-apa jika
pelayanan tidak maksimal. Banyak kedai yang ramai dikunjungi, tak
berbanding positif dengan pelayanannya. Kebanyakan orang tak akan kedua kali ke kedai setelah mendapatkan pengalaman pelayanan yang buruk, mereka meninggalkan
kesan buruk itu bukan hanya di hati namun di status media sosial atau di kolom
komentar Google Maps.
Waktu operasional kedai Bapaknya Ozil mulai pukul 10.00-23.00, beberapa saat setelah Ia menutup kedainya, Ia sudah memarinasi ayam buat bahan jualan besok, 3-4 hari sekali mobil distributor ayam mendatangi kedainya, Ia amat memperhatikan stok ayam di Lemari pembekunya, dan saya rasa pelayanan yang Ia berikan kepada para pelanggannya sangat memuaskan, Ia memiliki modal sosial yang tinggi, sikap profesi awalnya sebagai perawat yang memberikan rasa nyaman, memiliki kesabaran, berperilaku santun dan bertutur sopan sudah dipraktikkan dalam pelayanannya kepada pelanggan di kedainya.
0 komentar:
Posting Komentar