“Aku selalu suka sehabis
Hujan di bulan desember
Di bulan desember”
(Desember, Album Efek Rumah kaca, 2007)
Tak ada yang salah bila
kita mengaitkan hujan dan bulan Desember, sampai-sampai kelompok musik Efek
Rumah Kaca mengekalkannya dalam satu lagunya yang bertajuk “Desember”, Peristiwa hujan tidak dibiarkan begitu saja berlalu, selalu ada inspirasi saat menjelang,
sedang dan setelah turunnya. Lantas, Bukan hanya ide karya yang tercipta, namun
juga ide usaha.
Menggagas ide
usaha bukan hanya tentang masuknya hitungan bisnis, penggelontoran modal, dan berujung
meng-haroa-kan tempat usaha. satu hal juga yang menjadi landasan penting
bagi pebisnis , kejelian melihat peluang bisnis dengan memanfaatkan momen.
Pebisnis itu
harus reaktif dalam melihat momen. di Agustus kemarin, jelang peringatan hari
kemerdekaan, Pak RT di lingkungan saya sibuk menginformasikan dengan cara door
to door untuk memasang bendera serta umbul-umbul di halaman rumah. Nah, Ide
bisnis yang cocok pada momen ini tidak jauh dari atribut kemerdekaan, sebab
kebutuhan bendera dan umbul-umbul bukan hanya untuk di halaman rumah tapi
panitia lomba agustusan membutuhkan pernak pernik kemerdekaan itu.
Di musim hujan,
membuka lapak minuman berbahan es mungkin tak cocok. Dingin ketemu dingin. Layaknya
cara kerja magnet yang saling menolak jika menemui kutub yang sama.
Kalau begitu, Kemauan
pasar di musim hujan itu apa saja?
Iya, kehangatan.
Hehe
Saya yakin
banyak tawaran atas tanggapan pertanyaan di atas. Pengalaman reaksi tubuh kita akan
seragam, contohnya pengen makan yang berkuah sebagai bentuk penghargaan kepada
cuaca. Maka tak heran jika bakso, mie ayam, pentol kuah itu lekas habis kalau musim
hujan tiba.
Saya hendak
membahas satu ide bisnis lainnya di musim hujan yaitu jualan jas hujan.
Musim hujan, Biasanya bukan
hanya lumut yang menjamur, penjual jas hujan juga. Di Baubau, saya memperhatikan
hampir tidak ada yang menjual jas hujan di sepanjang sisi jalan. Jika hujan
tiba-tiba deras, banyak pengendara motor malah mengabaikan dan membiarkan pakaiannya
basah menerobos derasnya hujan. Ada juga yang beberapa sengaja berteduh, tapi
bukan untuk singgah mengambil jas hujan sebab memang tak ada jas hujan di dalam
sadel motornya.
Keadaan ini memunculkan
kemungkinan-kemungkinan yang membuat penjual jas hujan tidak ditemukan titik
lokasinya, pertama belum ada yang memulai membuka usaha jas hujan. Kedua, pengendara
motor tidak suka memakai jas hujan.
Mental pebisnis itu berani dengan memulai, bukannya memulai dengan takut.
0 komentar:
Posting Komentar