Harapan, kata yang menghuni kepala kita, bentuknya abstrak namun cukup mengisi otak. Sedikit atau banyaknya ia akan menentukan diri kita berjalan dan memilih jalan mana yang hendak ditempuh. tiap Akhir tahun, harapan sering disebut sebagai resolusi. Ia disusun, ditulis dan dirapal layaknya doa.
Saya tak biasa menggunakan kata resolusi, paling hanya membaca status orang-orang di medsos dan menemui kata itu, mereka menyinonimkan resolusi dengan harapan. Sependek ingatan saya, tak pernah sekalipun saya membuat resolusi. Saban akhir tahun, rutinitas saya jauh dari memikirkan resolusi, aktivitas saya biasa-biasa saja yaitu menjaga warung, membuat ucapan selamat tahun baru untuk konten medsos warung, bakar-bakar daging dan jagung dan mengundang makan orang-orang selingkaran. Tahun ini saya juga mengisinya dengan karaoke hingga jauh malam.
Saya tak punya resolusi untuk tahun depan ingin menjadi siapa atau bagaimana, saya menganggap harapan tak harus dibuat karena momentum akhir tahun. kadang ada waktu saya tiba-tiba memiliki harapan, Saat hendak tidur biasanya adalah masa di mana saya membangun harapan, memiliki cukup tabungan, umroh tahun depan atau olahraga rutin menurunkan berat badan. senarai harapan takkan bertemu kenyataan bila tak ada keberanian memulai dan konsistensi.
Pesimis adalah orang yang lemah berharap atau rapuh menjalani hidup karena kurang tersedianya keberanian. bila diilustrasikan, suatu waktu hujan tak kunjung reda bersamaan ada seseorang yang menggerutu dan mengutuk hujan dengan kata-kata yang tak elok di telinga, rupanya dia memiliki janji bertemu dengan kekasihnya. Ia mulai pesimis karena pertemuan mereka tak kan terjadi karena hujan tak juga berhenti. orang yang menggenggam erat harapan pastinya memandang hujan dengan perspektif yang berbeda, daripada mengutuk Ia memilih mematuhi janji, Ia menganggap hujan adalah momen pertemuan yang romantis dengan sang kekasih, bisa basah-basahan berboncengan mengelilingi kota misalnya.
pesimis menjadi optimis, mestinya seperti itulah kita mengelola harapan. ada satu jenis harapan juga yang mesti dijadikan perhatian, harapan palsu. jenis harapan ini kita buat karena keterlibatan seseorang, artinya harapan tidak otentik lahir dari diri sendiri. harapan ini adalah pemberian seseorang, lazimnya harapan palsu berakhir dengan kekecewaan. Ali bin Abi Thalib punya pengalaman dengan harapan ini, Ia lantas berkata Aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.
0 komentar:
Posting Komentar