Minggu, 29 Desember 2024

Pusingi Pajak Niyeh, 12 Persen lagi

Beberapa hari kemarin, Sales produk rajin mengunjungi lantas menawarkan barang di lapak usaha yang saya kelola, kata mereka harga barang naik per 1 Januari 2025, jika ngorder sebelum tanggal itu masih mendapatkan harga lama. bagi saya, naiknya harga barang di awal tahun itu bukan hal yang mengejutkan, tapi setelah saya berkomunikasi dan menanyakan berapa naiknya? saya mendapatkan jawaban yang mengejutkan dari Sales itu.    

Belanja adalah kata kerja yang tak terlihat namun berdampak jika tak terkendali. mengendalikan pembelanjaan dilakukan dengan mengelola uang, naiknya pajak pertambahan nilai  (PPN) dari 11% menjadi 12% yang diputuskan Pemerintah akan berlaku beberapa hari lagi, tentu daya belanja masyarakat akan semakin lemah, masyarakat makin memikul beban yang tidak ringan, fakta-fakta ke depan akan mengungkapkan kenaikan tarif PPN 12% itu berdampak juga pada sebagian kebutuhan dasar mereka. 

Porsi belanja masyarakat ekonomi bawah bertambah, bacaan saya dalam sebuah temuan dari Penelitian CELIOS baru-baru ini, kenaikan PPN 12% ini menjadikan bertambahnya pengeluaran bulanan masyarakat ekonomi bawah sebesar 101.880 per bulan, sementara untuk pengeluaran masyarakat ekonomi menengah ke atas 354.293 per bulan, angka-angka itu hanyalah butiran detergen jika diraba oleh Pejabat dan konglomerat di negara ini. 

Ada alasan pemerintah dalam menaikkan PPN, ihwal ini diputuskan atas kajian Pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara, Pajak adalah tulang punggung nasional dalam mendanai program pemerintah, tarif PPN 12% ini akan dipungut kepada konsumen yang membeli barang atau jasa. pada negara berdampak positif, bagaimana dengan masyarakat? 'tak ada makan siang gratis', masyarakat harus lebih gigih bekerja keras untuk menyisihkan upah kepada pemerintah. kemudian, alasan lainnya sebagai adaptasi dengan standar pajak internasional, Pemerintah menganggap tarif PPN 12% masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara maju lainnya. berkaca pada negara maju yang jauh itu tak elok jika belum berkaca lebih dulu pada yang paling dekat yaitu masyarakat sendiri. kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang Indonesia, demikian simpulan dari temuan CELIOS. lagi pula, di negara maju itu, masyarakatnya mendapatkan timbal balik yang setara dari pemerintah mereka, fasilitas mewah yang didapatkan oleh masyarakatnya seperti jaminan sosial, token listrik gratis, fasilitas pendidikan dan kesehatan bahkan ketersediaannya lapangan kerja.

Pemerintah harus lebih jernih memikirkan kembali keputusannya, masyarakat juga pengen negara ini maju. namun membebani masyarakat dengan PPN 12% ini bukan solusi awal buat memajukan negara, negara ini seperti kapal yang berlayar dan di tengah laut perahu itu bocor, pemerintah sebagai nakhoda mengatasi masalah kebocoran kapal ini bukan dengan mengeluarkan debit air yang masuk ke dalam kapal, tapi menambal lubang yang menyebabkan kapal itu bocor. lubang-lubang itu adalah pemberitaan korupsi demi korupsi banyak pejabat, gaya hidup  serba mewah mereka dan segala privilege (hak istimewa sosial) yang bisa mereka gunakan kapan pun dan di manapun.

singsingkan lengan baju, songsong masa depan yang terserah

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

'1998'

Foto ini digambar oleh anak saya yang berusia enam setengah. cerita  sebelum gambar ini jadi, ia tampak bosan menunggu di lobi sebuah bank l...

Followers