Saya pertama kali Mengenal Slank justru bukan dari musik yang mereka gubah, dulu masih duduk di bangku Sekolah Dasar, sketsa logo bertuliskan ‘Slank’ banyak diukir di meja sekolah, sampul dalam buku tulis dan dinding luar ruangan kantor kepala sekolah. Di situlah awalnya , kemudian mendengarnya di MTV Ajang Musik Pribumi Dua Puluh.
41 tahun sudah Slank mengemuka di belantika
musik Indonesia. Ibarat bahtera, gelombang di semua samudera di dunia
ini sudah mereka hadapi. Bongkar pasang personel, sempat berhubungan dan upaya melepaskan
obat-obatan terlarang, menjadi kisah kesunyian tersendiri bagi Slank. tak patah
arang, Slank tetap berlayar mengarungi samudera itu buktinya bendera Slank masih berkibar di konser slank
( juga bukan konser slank), pertandingan sepakbola, bahkan di acara kampanye
partai politik.
Awalnya, Slank adalah Band festival dulu bernama Cikini Stones Complex (CSC), kumpulan anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. bosan membawakan lagu orang lain di festival lantas mereka memulai menulis dan membawakan lagu sendiri. Bimbim dalam sebuah wawancara dengan kompas, dikutip melalui artikel (kompas, 13 Januari 2002) "Slank pada dasarnya nggak menyukai panggung festival karena seni musik itu nggak bisa dinilai dengan angka, karena itu masalah selera”. dahulu festival menjadi ajang batu loncatan bagi band yang ingin menjadi langganan panggung, berkompetisi untuk menjadi yang terbaik agar bisa menang. idealisme dan kebosanan atas yang itu-itu saja membentuk Slank dalam mengubah pemikiran mereka dalam memaknai 'festival'.
Tipikal Slank yang nyentrik membuat band ini tidak sulit dikenali, dalam bermusik pun demikian, lagu-lagunya seperti bercerita, apa yang
mereka hadapi dan jalani, Bimbim tulis. Hampir seluruh lagu Slank ditulis oleh
Bimbim, katanya Ia mendapatkan inspirasi dari koran, majalah, bergaul dan
mendengar berita. Kelugasan dan kejujuran liriknya dalam musiklah yang melekat
kuat di benak jutaan pendengar. Spontanitas dan tematiknya Lirik-lirik Slank
sangat dekat dan berdampak pada masyarakat, atas kegelesihan-kegelisah itu
Slank memilih musik sebagai media kritik kepada pemerintah.
Kebebasan yang kamu dapatkan
Bukan jadi kamu boleh sembarangan
Kamu sudah berjanji
Jangan ingkari janji
Mending jangan berjanji
Orkes sakit hati (1999) dirilis pada pasca reformasi, di tengah krisis di
segala lini, lagu ini hadir dengan musik yang riang gembira seolah hendak
menghibur masyarakat yang baru saja diuji dengan cobaan krismon. Ada pesan yang
tersurat, Menjadi seorang pemimpin bukan berarti bebas dalam bertindak, bebas itu
berbatas, norma-norma yang telah disepakati mesti ditunaikan. Masyarakat teguh
menggenggam janji yang diucapkan terkait kesejahteraan mereka. Tidak mau sakit
hati lagi dengan yang sudah-sudah. Lagu Gosip Jalanan, objek kritiknya sama,
Pemerintah. Lirik Gosip jalanan malah lebih frontal dan berani.
Kerjanya tukang buat peraturan
Bikin UUD ujung-ujungnya duit
hembus dinginnya angin lautan
Tak hilang ditelan bergelas-gelas arak
Yang kutenggakkan
(Anyer 10 Maret, Album Piss 1993)
kedekatan dengan obat-obatan terlarang juga mereka lekatkan
di dalam lagu “Terbunuh Sepi”, dan upaya melepaskan dari pengaruh obat-obatan itu juga mereka abadikan dalam lagu “Balikin” dan “Gara-Gara Kamu”.
Slank dipilih menjadi nama band mereka karena gaya mereka yang slengean. Huruf K diakhir katanya adalah plesetan agar visualnya menarik. Logo Slank menyerupai kupu-kupu berwarna biru , kupu-kupu adalah lambang kelahiran dan transformasi, Biru merepresentasikan luasnya langit dan dalamnya samudera. kebebasan yang menjalani kehidupan yang penuh warna, Slank memang Gak ada matinya.
0 komentar:
Posting Komentar